2 Hal yang Bikin Dimas Djayadiningrat Vokal Suarakan Peduli Lingkungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sineas Dimas Djayadiningrat memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Tak sekadar menyuarakan slogan, kepedulian sutradara film Tusuk Jelangkung ini sudah ditunjukkannya lewat aksi nyata.
Sebagai sutradara, Dimas memiliki ruang aspirasi yang cukup besar. Melalui karya yang dihasilkannya, mantan juri Indonesian Idol ini selalu menyelipkan pesan soal sampah plastik dan lingkungan hidup.
"Di rumah saya sudah nggak lagi menggunakan plastik. Untuk menularkan virus baik ini, tipis-tipis saya suka sisipin pesan soal pengurangan sampah plastik. Atau, tipis-tipis suka bujuk klien untuk memasukkan pesan bahwa ini ada lho orang yang suka ngurusin sampah. Mereka ini sering saya masukin jadi karakter dari karya yang saya buat," kata Dimas dalam webinar bertema Restorasi Ekosistem melalui #GenerasiPilahPlastik, Selasa (15/6).
Dimas mengungkapkan, sampah plastik bisa menjadi bencana buat manusia, maka perlu ditanggulangi. Ada dua hal yang membuatnya kemudian semakin peduli pada persoalan tersebut. Yaitu anak dankondisi alam Indonesia.
Sebagai seorang ayah, Dimas tentu peduli pada kelangsungan bumi yang akan dipijak oleh para keturunannya kelak. Itu makanya, ia kini begitu aktif menyuarakan pentingnya meniadakan sampah plastik.
"Anak menjadi trigger utama saya untuk peduli pada masalah ini. Dari dulu saya sudah peduli. Tapi, sejak punya anak, saya berpikir akan seperti apa bangsa kita kalau anak sudah besar nanti," kata Dimas.
Jauh sebelum memiliki anak, Dimas sebetulnya sudah punya mental peduli lingkungan. Kepedulian ayah satu anak ini semakin terpupuk lewat hobi traveling-nya dulu.
"Zaman belum punya anak, saya sering traveling, syuting di tempat-tempat yang susah dijangkau manusia. Saya lihat, tempat yang jarang didatangi manusia, itu lebih bagus. Mahadaya. Tapi, begitu masuk ekonomi, pariwisata, mining, estetikanya berkurang. Waktu itu saya berpikir, saya nggak mau jadi bagian dari yang merusak lingkungan," beber Dimas.
Sikap peduli Dimas ini lantas ditularkan kepada anaknya. Sejak sang anak berusia 2 tahun, ia sudah menanamkan kepedulian terhadap masalah sampah. Alhasil, di usia 4 tahun, sang anak sudah paham cara memilah sampah.
"Ini investasi saya. Saya mau anak saya secara refleks tahu mana yang baik untuk lingkungan," ujar lelaki 47 tahun itu.
Sebagai sutradara, Dimas memiliki ruang aspirasi yang cukup besar. Melalui karya yang dihasilkannya, mantan juri Indonesian Idol ini selalu menyelipkan pesan soal sampah plastik dan lingkungan hidup.
"Di rumah saya sudah nggak lagi menggunakan plastik. Untuk menularkan virus baik ini, tipis-tipis saya suka sisipin pesan soal pengurangan sampah plastik. Atau, tipis-tipis suka bujuk klien untuk memasukkan pesan bahwa ini ada lho orang yang suka ngurusin sampah. Mereka ini sering saya masukin jadi karakter dari karya yang saya buat," kata Dimas dalam webinar bertema Restorasi Ekosistem melalui #GenerasiPilahPlastik, Selasa (15/6).
Dimas mengungkapkan, sampah plastik bisa menjadi bencana buat manusia, maka perlu ditanggulangi. Ada dua hal yang membuatnya kemudian semakin peduli pada persoalan tersebut. Yaitu anak dankondisi alam Indonesia.
Sebagai seorang ayah, Dimas tentu peduli pada kelangsungan bumi yang akan dipijak oleh para keturunannya kelak. Itu makanya, ia kini begitu aktif menyuarakan pentingnya meniadakan sampah plastik.
"Anak menjadi trigger utama saya untuk peduli pada masalah ini. Dari dulu saya sudah peduli. Tapi, sejak punya anak, saya berpikir akan seperti apa bangsa kita kalau anak sudah besar nanti," kata Dimas.
Jauh sebelum memiliki anak, Dimas sebetulnya sudah punya mental peduli lingkungan. Kepedulian ayah satu anak ini semakin terpupuk lewat hobi traveling-nya dulu.
"Zaman belum punya anak, saya sering traveling, syuting di tempat-tempat yang susah dijangkau manusia. Saya lihat, tempat yang jarang didatangi manusia, itu lebih bagus. Mahadaya. Tapi, begitu masuk ekonomi, pariwisata, mining, estetikanya berkurang. Waktu itu saya berpikir, saya nggak mau jadi bagian dari yang merusak lingkungan," beber Dimas.
Sikap peduli Dimas ini lantas ditularkan kepada anaknya. Sejak sang anak berusia 2 tahun, ia sudah menanamkan kepedulian terhadap masalah sampah. Alhasil, di usia 4 tahun, sang anak sudah paham cara memilah sampah.
"Ini investasi saya. Saya mau anak saya secara refleks tahu mana yang baik untuk lingkungan," ujar lelaki 47 tahun itu.
(tsa)